Antropometri merupakan bagian dari ergonomi yang secara khusus mempelajari
ukuran tubuh yang meliputi dimensi linier, berat, isi, meliputi juga daerah
ukuran, kekuatan, kecepatan dan aspek lain dari gerakan tubuh.
Data antropometri tergantung dari rata – rata ukuran tubuh suatu populasi
yang diukur. Perbedaan ukuran tubuh pada masing – masing populasi tidak
mengikuti suatu perbandingan yang baku, karena adanya perbedaan spesifik untuk
tiap anggota tubuh.
Secara umum data antropometri yang diterapkan untuk hal – hal yang khusus,
cukup diambil dari persentil ke 5 ke 50, ke 95 atau persentil ke 5 sampai ke
95. Dalam keteknikan untuk merancang mesin, umumnya dipakai selang persentil
50, contohnya tempat duduk pada kendaraan umum. Persentil 100 diterapkan pada
rancangan yang dapat digunakan oleh semua orang, contoh perlengkapan di rumah –
rumah sakit. Zander (1972) mengemukakan bahwa alat yang dapat diatur sesuai
dengan operatornya seperti tempat duduk, posisi pegangan kendali, dirancang
agar dapat memenuhi selang persentil ke 5 sampai ke 95.
Ukuran – ukuran tubuh sangat diperlukan dalam pembuatan tata letak dalam
suatu ruang kerja, termasuk penyebaran posisi kerja yang baik, sehingga dapat
menurunkan beban kerjaa. Untuk merancang tata letak tempat duduk yang nyaman,
persyaratan yang harus dipenuhi antara lain bahwa seseorang yang duduk
diatasnya akan mendapat kemantapan pada posisi duduk, yaitu rasa nyaman sesuai
dengan ukuran tubuhnya dan memberikan relaksasi pada otot – otot yang sedang
tidak digunakan untuk bekerja dan tempat duduk itu tidak mengadakan penekanan –
penekanan pada bagian tubuh yang dapat mengganggu peredaran darah.
Faktor fisiologis yang perlu diperhatikan adalah dimensi tubuh yang
meliputi tinggi tubuh, tinggi duduk tegak, tinggi duduk normal, tinggi lutut,
tinggi betis, tinggi siku, tebal pah, jarak lutut sampai paha atas, jarak paha
atas sampai ke betis, lebar siku, lebar duduk dan berat badan (Sanders,
1987).
Pergerakan tubuh yang dapat dilakukan oleh manusia normal mempunyai batas
tertentu. Karena keterbatasan gerakan manusia maka ada daerah yang paling
optimum untuk melakukan kerja sesuai antropometri operatornya.
Pada pengukuran antropometri tidak dapat dilakukan dengan midah karena
banyak faktor yang mempengaruhi, yaitu ukuran tubuh manusia beragam, dan
tergantung pada umur, jenis kelamin dan suku bangsa. Berdasarkan kondisi
tersebut maka antropometri dibagi menjadi 2 yaitu antropometri statis dan
antropometri dinamis.
Pengukuran antropometri pada hakekatnya adalah pengukuran jarak antara dua
titik pada tubuh manusia yang ditentukan. Jarak yang diukur tersebut mungkin
berupa garis penghubung terpendek atau mungkin berupa garis penghubung
dipermukaan kulit dari dua titik acuan.
No comments:
Post a Comment